sekali lagi tentang doa

Kultwit #doa dari Ustadz M. Fauzil Adhim (@kupinang)

1.    Mengingati kembali #doa Nabi Musa ‘alaihissalaam. Betapa santun, betapa tinggi akhlaknya. Do’a yg penuh tadharru’.

2.    Inilah #doa yang Allah Ta’ala abadikan dalam Al-Qur’an. Inilah do’a yang Allah ‘Azza wa Jalla ridha & amat memujinya.

3.    Inilah #doa yang apabila kita membacakannya kembali sbgai bagian dari ayat Al-Qur’an, maka Allah Ta’ala akan ganjarkan pahala kpd kita.

4.    Lalu, bagaimana dengan #doa kita yang kerap mendikte? Adakah Allah ‘Azza wa Jalla ridha kepada kita bersebab do’a-do’a kita?

5.    Adakah #doa kita menjadikan kita semakin ingat kepada Allah Ta’ala sehingga hati tenang dan rasa takut bertambah?

6.    Ataukah #doa yang kita panjatkan justru semakin menyibukkan kita untuk mengingati dunia yang kita minta seraya menakjubinya?

7.    Adakah #doa kita mndorong kita kian bertawakkal kpd Allah ‘Azza wa Jalla, meyakini Allah Ta’ala pasti akan memberi yg trbaik u/ kita?

8.    Ataukah sebaliknya, kita merasa gelisah shg merasa perlu memanjatkan #doa secara berlebihan dg memohon serinci-rincinya?

9.    Kita brdo’a serinci-rincinya seakan khawatir Allah Ta’ala mngabulkan #doa tak sesuai skenario kita. Astaghfirullah…

10.    Kita merinci #doa sehingga terjatuh pd sikap brlebihan krn terlalu yakin pikiran kita yg trbaik. Lupa Allah Maha Tahu. Astaghfirullah.

11.    Apakah tak boleh menyebut apa yang kita minta? Tak ada larangan. Yg tercela adalah merinci-rinci apa yg kita minta dalam #doa.

12.    Dlm bbrp acara, amat masygul saya mendengar #doa yg disertai laporan hasil penelitian. Seakan sedang mengajari Allah Ta’ala.

13.    Sama masygulnya mendengar #doa yang diiringi musik Kitaro. Ataukah sedemikian kering hati kita shg harus disertai musik agar khusyuk?

14.    Ataukah kita tanpa sadar telah tasyabbuh dengan Nasrani sehingga dalam #doa kita merasa perlu menghadirkan new age music?

15.    Ataukah kita sbnarnya sdg mncari katarsis bg kepenatan jiwa kita shg perlu menipu perasaan kita sndiri dg musik saat panjatkan #doa?

16.    Ataukah kita melakukan itu semua semata krn kita lupa adab dalam memanjatkan #doa? Semoga semata lupa yg trjadi shg mudah berbenah.

17.    Lalu apa yg harus kita perhatikan dalam #doa? Yg pertama adlh keikhlasan. Kita memohon hanya kepada Allah Ta’ala krn yakin kpd Allah.

18.    Kita memohon dengan penuh pengharapan, memanjatkan #doa dg penuh kesungguhan, tetapi tidak terburu-buru dalam memohon pengabulannya.

19.    Kita panjatkn #doa dg sgenap ucap & hati. Bukan melafazhkn pujian & shalawat tanpa pnghayatan, baru brserius saat smpaikn kbutuhan.

20.    Adakalanya seseorang shalat dengan sangat cepat. Empat raka’at selesai dalam waktu dua menit, tapi #doa lama sekali. Ini tdk sopan.

21.    Dalam #doa, tidak boleh memohon & berharap kecuali hanya kepada Allah Ta’ala semata.

22.    Kita berusaha meraih saat & tempat yg mustajabah bukan karena tempat itu yg menjadikan #doa kita maqbul, tetapi karena…

23.    …kita memuliakan apa yang telah Allah Ta’ala & rasul-Nya tetapkan sbg tempat terbaik untuk memanjatkan #doa.

24.    Sesungguhnya Ka’bah bukan brhala, Multazam bukan brhala, Hijr Isma’il bukan brhala. Tp kita patut brjuang agar dapat ber#doa di sana.

25.    Tempat-tempat itu & tempat lain yg mustajabah krn Allah Ta’ala telah lebihkan dr tempat yg lain. Kepada Allah kita panjatkan #doa.

26.    Maka di tempat-tempat mustajabah itu kita memanjatkan doa dg penuh pngharapan & rasa takut. Bukan sibuk usapkn kain & jadikan jimat.

27.    Kita panjatkan #doa dengan santun & penuh keyakinan. Kita rendahkan suara seraya mengharap dengan penuh pinta.

28. Allah Ta’ala berfirman, “واذكر ربك في نفسك تضرعا وخيفة ودون الجهر من القول بالغدو والآصال ولا تكن من الغافلين” QS. 7: 205 #doa

29.    Ingatlah firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, >> #doa

30.    >> dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. 7: 205) #doa

31.    Kita berdo’a dg santun dan penuh pinta. Tidak menyibukkan diri dalam membuat kalimat yang dipuitis-puitiskan dalam #doa.

32.    Sesudah itu, mari kita perhatikan tata-krama dalam memanjatkan #doa. Semoga Allah Ta’ala berkenan mengabulkan do’a kita.

33.    Imam Nawawi rahimahullah menasehatkan dalam Al-Adzkaar agar mengawali #doa dengan pujian & sanjungan kpd Allah Ta’ala.

34.    Ucapkanlah pujian kepada Allah ‘Azza wa Jalla dg penuh kesungguhan dan penghormatan. Sungguh-sungguh memuji. Bukan basa-basi #doa.

35.    Ikutilah puji & sanjungan kepada Allah Ta’ala dg membacakan shalawat atas Nabi saw.. Bershalawatlah dg serius. Bukan basa-basi #doa.

36.    Akui dosa-dosa yang telah kita perbuat dan mohonkan ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla sebelum memanjatkan #doa.

37.    Iringi pula dengan mengakui nikmat yang telah kita terima & syukuri nikmat-nikmat Allah Ta’ala tersebut. #doa

38.    Generasi awal Islam, mudah mengetahui dosa yg mrk prbuat krn sedikitnya dosa. Mrk sgera tahu atas sebab apa petaka menimpa. #doa

39.    Hari ini, betapa sulit kita mnghitung kesalahan krn trlalu sedikit kebaikan yg kita prbuat dg ikhlas krn Allah & hanya u/ Allah. #doa

40.    Panjatkan #doa tiga kali dg sedapat mungkin menghadap kiblat. Angkatlah kedua tangan, sejajar dg pundak menghadap ke arah wajah.

41.    Kita juga dapat melakukan ibtihal (istighatsah), yakni mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. Begitu Imam Abu Dawud meriwayatkan. #doa

42.    Ktk melakukan #doa istisqa’ (minta hujan) dtuntunkan mngangkat tangan tinggi-tinggi & mengarahkan punggung telapak tangan ke langit.

43.    Berdo’a dalam keadaan suci lebih utama. Maka jika memungkinkan wudhu sebelum #doa akan sangat baik.

44.    Melakukan #doa hanya untuk memohon kebaikan bagi diri sendiri maupun sesama mukmin. Bukan mendo’akan keburukan.

45.    Mendahulukan & mengutamakan #doa atas perkara-perkara yang utama dalam agama, terlebih saat berada di tempat-tempat mustajabah.

46.    Bersikap tadharru’ (merendahkan diri kepada Allah Ta’ala), khusyu’, raghbah (penuh pengharapan agar #doa dikabulkan) >>

47.    >> dan rahbah (amat takut #doa tidak dikabulkan) tatkala memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

48.    Tidak sombong kpd Allah Ta’ala dg menganggap #doa kita pasti akan selalu dikabulkan disebabkan oleh cara kita brdo’a.

49.    Merasa #doa pasti akan selalu dikabulkan tanpa adanya rahbah mrpkn ghurur (terkelabuhinya jiwa). Ini mrpkn kelalaian yg tercela.

50.    Kita terjatuh pd ghurur saat #doa krn menganggap yakin kepada Allah Ta’ala, padahal sesungguhnya meyakini persangkaan sendiri.

51. Demikianlah catatan sederhana ttg #doa sy dapat saya tuliskan. Smg bermanfaat. Atas yg keliru, mohon nasehat & ilmunya.

2 thoughts on “sekali lagi tentang doa

Leave a comment